Saya Rasa siapapun tidak ragukan lagi bahwa indonesia adalah Gudangnya seni beladiri daerah,oleh karena itu disini penulis hanya menjelaskan beberapa beladiri saja yang terkenal dan bukan cabang cabang dari beladiri yang akan kita bahas bersama di bawah ini.
1 . PENCAK SILAT
Pencak silat merupakan warisan budaya bangsa Indonesia yang sudah tumbuh dan berkembang ke manca negara,Istilah silat dikenal secara luas di Asia Tenggara, akan tetapi khusus di Indonesia istilah yang digunakan adalah pencak silat. Istilah ini digunakan sejak 1948 untuk mempersatukan berbagai aliran seni bela diri tradisional yang berkembang di Indonesia. Nama “pencak” digunakan di Jawa, sedangkan “silat” digunakan di Sumatera, Semenanjung Malaya dan Kalimantan. Dalam perkembangannya kini istilah “pencak” lebih mengedepankan unsur seni dan penampilan keindahan gerakan, sedangkan “silat” adalah inti ajaran bela diri dalam pertarungan.
Nenek moyang bangsa Indonesia telah memiliki cara pembelaan diri yang ditujukan untuk melindungi dan mempertahankan kehidupannya atau kelompoknya dari tantangan alam. Mereka menciptakan bela diri dengan menirukan gerakan binatang yang ada di alam sekitarnya, seperti gerakan kera, harimau, ular, atau burung elang. Asal mula ilmu bela diri di nusantara ini kemungkinan juga berkembang dari keterampilan suku-suku asli Indonesia dalam berburu dan berperang dengan menggunakan parang, perisai, dan tombak dll.
Pada jaman kerajaan-kerajaan beladiri berkembang sebagai alat berkuasa, baik mempertahankan kerajaannya maupun untuk menyerang lawan. Tahun 1019–1041 istilah pencak silat mulai muncul sejak kerajaan Kahuripan dengan nama “Eh Hok Hik”. Pada jaman penjajahan peran pencak silat sangat besar dalam membantu pertahanan negara untuk mengusir penjajah.
Seni bela diri ini secara luas dikenal di Indonesia, Malaysia, Brunei, dan Singapura, Filipina selatan, dan Thailand selatan sesuai dengan penyebaran suku bangsa Melayu Nusantara. Berkat peranan para pelatih asal Indonesia, kini Vietnam juga telah memiliki pesilat-pesilat yang tangguh. Induk organisasi pencak silat di Indonesia adalah Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI). Organisasi yang mewadahi federasi-federasi pencak silat di berbagai negara adalah Persekutuan Pencak Silat Antara Bangsa (Persilat), yang dibentuk oleh Indonesia, Singapura, Malaysia dan Brunei Darussalam.
Pencak silat adalah olahraga bela diri yang memerlukan banyak konsentrasi.Ada pengaruh budaya Cina, agama Hindu, Budha, dan Islam dalam pencak silat.Biasanya setiap daerah di Indonesia mempunyai aliran pencak silat yang khas. Misalnya, daerah Jawa Barat terkenal dengan aliran Cimande dan Cikalong, di Jawa Tengah ada aliran Merpati Putih dan di Jawa Timur ada aliran Perisai Diri.Setiap empat tahun di Indonesia ada pertandingan pencak silat tingkat nasional dalam Pekan Olahraga Nasional. Pencak silat juga dipertandingkan dalam SEA Games sejak tahun 1987. Di luar Indonesia juga ada banyak penggemar pencak silat seperti di Australia, Belanda, Jerman, dan Amerika.
Di tingkat nasional olahraga melalui permainan dan olahraga pencak silat menjadi salah satu alat pemersatu nusantara, bahkan untuk mengharumkan nama bangsa, dan menjadi identitas bangsa.Olahraga pencak silat sudah dipertandingkan di skala internasional. Di Indonesia banyak sekali aliran-aliran dalam pencak silat, dengan banyaknya aliran ini menunjukkan kekayaan budaya masyarakat yang ada di Indonesia dengan nilai-nilai yang ada didalamnya.
2 . PERSAUDARAAN SETIA HATI TERATE
PSHT didirikan oleh KI HAJAR HARJO UTOMO di desa Pilang bangan Madiun,beliau merupakan perintis kemerdekaan Republik Indonesia.Tahun 1905 beliau lulus dari sekolah Rakyat atau kelas dua(HIS),terus magang sebagai Guru di Bateng Madiun,tidak cocok bakatnya lalu pindah kerja di SS (PJKA) sebagai leering bempte di Bondowoso,Panarukan dan Tapen. Sikap beliau terlalu berani pada atasan lalu meninggalkan pekerjaan dan pulang ke Madiun.
Pada tahun 1903, bertempat di Kampung Tambak Gringsing, Surabaya, Ki Ngabeni Surodiwirjo membentuk persaudaraan yang anggota keluarganya disebut “Sedulur Tunggal Ketjer”, sedangkan permainan pencak silatnya disebut “Djojo Gendilo”Tahun 1912, Ki Ngabeni Surodiwirjo berhenti bekerja karrena merasa kecewa disebabkan seringkali atasannya tidak menepati janji. Selain itu suasana mulai tidak menyenangkan karena pemeintah Hindia Belanda menaruh curiga; mengingat beliau pernah melempar seorang pelaut Belanda ke sungai dan beliau telah membentuk perkumpulan pencak silat sebagai alat pembela diri, ditambah pula beliau adalah seorang pemberani, Pemerintah Hindia Belanda mulai kwatir, beliau akan mampu membentuk kekuatan bangsa Indonesia dan menentang mereka. Setelah keluar dari pekerjaannya, beliau pergi ke Tegal.
Tahun 1914, Ki Ngabehi Surodiwirjo kembali ke Surabaya dan bekerja di Djawatan Kereta Api Kalimas, dan tahun 1915 pindah ke bengkel Kereta Api Madiun. Disini beliau mengaktifkan lagi Persaudaraan yang telah dibentuk di Surabaya, yaitu “Sedulur Tunggal Ketjer”, hanya pencak silatnya sekarang disebut “Djojo Gendilo Tjipto Muljo”. Sedangkan pada tahun 1917, nama – nama tersebut disesuaikan denngan keadaan zaman diganti menjadi nama “Perssaudaan Setia Hati”
Ki Hadjar Hardjo Oetomo
Salah satu murud Ki Ngabehi Surodiwirjo yang militan dan cukup tangguh, yaitu Ki Hadjar Hardjo Oetomo mempunyai pendapat perlunya suatu organisasi untuk mengatur dan menertibkan personil maupun materi pelajaran Setia Hati, untuk itu beliau meohon doa restu kepada Ki Ngabehi Surodiwirjo. Ki Ngabehi Surodiwirjo memberi doa restu atas maksud tersebut., karena menurut pendapat beliau hal – hal seperti itu adalah tugas dan kewajiban anak muridnya, sedangkan tugas beliau hanyalah “menurunkan ilmu SH”. Selain itu Ki Ngabehi Surodiwirjo berpesan kepada Ki Hadjar Hardjo Oetomo agar jangan memakai nama SH dahulu.
Setelah mendapat ijin dari Ki Ngabehi Surodiwirjo, Ki Hadjar Hardjo Oetomo pada tahun 1922 mengembangkan ilmu SH dengan nama Pencak Silat Club (P. S. C).
Karena Ki hadjar Hardjo Oetomo adalah orang SH, dan ilmu yang diajarkan adalah ilmu SH, maka lama – kelamaan beliau merasa kurang sreg mengembangkan ilmu SH dengan memakai nama lain, bukan nama SH. Kembali beliau menghadap Ki Ngabehi Surodiwirjo menyampaikan uneg – unegnya tersebut dan sekalian mohon untuk diperkenankan memakai nama SH dalam perguruannya. Oleh Ki Ngabehi Surodiwirjo maksud beliau direstui, dengan pesan jangan memakai nama SH saja, agar ada bedanya. Maka Pencak Silat Club oleh Ki Hadjar Hardjo Oetomo diganti dengan nama “SETIA HATI MUDA” (S. H. M).
Peranan Ki Hadjar Hardjo Oetomo Sebagai Perintis Kemerdekaan
Ki Hadjar Hardjo Oetomo mengembangkan ilmu SH di beberapa perguruan yang ada pada waktu antara lain perguruan Taman Siswo, Perguruan Boedi Oetomo dan lain – lain. Dalam mengajarkan ilmu SH beliau diantaranya adalah menamakan suatu sikap hidup, ialah “kita tidak mau menindas orang lain dan tidak mau ditindas oleh orang lain”. Walaupun pada waktu itu setiap mengadakan latihan tidak bisa berjalan lancar, karena apabila ada patroli Belanda lewat mereka segera bersembunyi; tetapi dengan dasar sikap hidup tersebut murid – murid beliau akhirnya menjadi pendekar – pendekar bangsa yang gagah berani dan menentang penjajah kolonialisme Belanda. Dibandingkan keadaan latihan masa lalu yang berbeda dengan keadaan latihan saat ini, seharusnya murid – murid SH lebih baik mutu dan segalanya dari pada murid – murid SH yang lalu. Melihat sepak terjang murid – murid Ki Hadjar Hardjo Oetomo yang dipandang cukup membahayakan, maka Belanda segera menangkap Ki Hadjar Hardjo Oetomo bersama beberapa orang muridnya, dan selanjutnya dibuang ke Digul. Pembuangan Ki Hadjar Hadjo Oetomo ke Digul berlangsung sampai dua kali, karena tidak jera – jeranya beliau mengobarkan semangat perlawanan menentang penjajah.
Selain membuang Ki Hadjar hardjo Oetomo ke Digul, Pemerintah Hindia Belanda yang terkenal dengan caranya yang licik telah berusaha memolitisir SH Muda dengan menjuluki SHM bukan SH Muda, melainkan SH Merah; Merah disini maksudnya adalah Komunis. Dengan demikian pemerintah Belanda berusaha menyudutkan SH dengan harapan SH ditakuti dan dibenci oleh masyarakat dan bangsa Indonesia. Menanggapi sikap penjajah Belanda yang memolitisir nama SH Muda dengan nama SH Merah, maka Ki Hadjar Hardjo Oetomo segera merubah nama SH Muda menjadi “Persaudaan Setia Hati Terate” hingga sampai sekarang ini...!!!
SEMBOYAN PERSAUDARAAN SETIA HATI TERATE
"Selama matahari terbit dari timur, selama bumi masih dihuni manusia dan selama itu pula PSHT akan abadi jaya selamanya."
FALSAFAH PERSAUDARAAN SETIA HATI TERATE
"Manusia Dapat Dihancurkan; Manusia Dapat
Dimatikan; Tetapi Manusia Tidak Dapat
Dikalahkan, Selama Manusia Itu Masih Setia
Pada Hatinya Sendiri."
SIFAT SIFAT ORANG/WARGA PERSAUDARAAN SETIA HATI TERATE
"Susila - Setia - Sentosa - Sabar - Benar
Ora Samaran - Ora Gumunan - Ora Kagetan"
TIDAK TAKUT RESIKONYA BILA BERLANDASKAN KEBENARAN. TABAH DALAM SEGALA COBAAN DAN PENDERITAAN, PERAMAH, MENCINTAI SESAMANYA. BERJIWA BESAR, KESATRIA, DAN BERBUDI LUHUR.
SUSILA, artinya : Sopan santun, Ramah tamah dimana pun, menghormati sesama manusia dan tidak melanggar Hukum
SETIA, artinya : Harus setia pada janji yang diucapkan, setia kejujurannya serta bertanggung jawab atas segala perbuatan yang dilakukannya.
SENTOSA artinya : Kuat lahir batinnya,tidak gentar menghadapi cobaan terhadap dirinya, dan Teguh pendiriannya.
SABAR artinya : Tidak tergesa-gesa dalam segala hal, pikir masak-masak sebelum dilakukan dalam menghadapi persoalan yang besar, rumit, kita lakukan dengan kepala dingin.
BENAR artinya :Sebelum melakukan/mengerjakan sesuatu pikir dahulu kebenarannya, diyakini, dilihat dengan panca indera.
3 . BAKTI NEGARA
Bakti Negara" secara resmi didirikan pada tanggal
31 Januari 1955 di Banjar Kaliungu Kaja, Denpasar, Bali oleh empat
(4) orang pendekar veteran pejuang kemerdekaan Republik Indonesia,
mereka adalah : pendekar Anak Agung Rai Tokir, I Bagus Made Rai Keplag, Anak Agung Meranggi, Sri Empu Dwi Tantra, dan Ida Bagus Oka Dewangkara dipercayai sebagai pengurus "Bakti Negara" untuk pertama kalinya.
Pada tahun 1968 diwarnai dengan proses kematangan dari para
pendekar muda "Bakti Negara". Periode ini merupakan masa transisi dari
generai tua kepada generasi muda, utamanya I Bagus Alit Dira dibantu oleh I Made Mangkling, I Wayan Tambir, I Bagus Made Suenda, I Made Wirasana, I Made Dana, I Made Mariatha, Suhaemi, Anak Agung Ngurah Manik Astawa
serta pendekar lainnya, berupaya keras mengembangkan "Bakti Negara".
Untuk mendukung pengembangan "Bakti Negara", Lembaga Dewan Pendekar
"Bakti Negara" memberikan mandat kepada I Bagus Alit Dira dibantu
oleh para pendekar lainnya guna memformulasikan teknik - teknik yang
dikuasai oleh para pendiri dalam jurus - jurus dasar "Bakti Negara",
mengadopsi dan mengakomodasikan seni kebudayaan serta nilai - nilai
religius yang hidup di Bali sebagai pedoman hidup. Menyatu dalam gaya
baru yang unik dengan berbagai kuda - kuda serta berbagai gerakan seni,
senjata dan gerakan beladiri yang mengekpresikan seni kebudayaan Bali,
seperti tari Barong, Oleg, Baris Tumbak, Gebug Ende serta yang lainnya.
Melalui standarisasi dan proses akulturasi "Bakti Negara" telah
menjadi bagian integral dari Banjar atau organisasi sosial
kemasyarakatan desa (seka) serta telah memasuki lembaga pendidikan
(sekolah). "Bakti Negara" telah dipelajari oleh banyak orang dsri
berbagi status, jenis kelamin, usia yang berbeda. Perkembangan "Bakti
Negara" dari waktu ke waktu sangat mengembirakan baik dari segi
kuantitas maupun kualitas, telah berkembang diseluruh wilayah Bali,
beberapa daerah di Indonesia seperti NTB dan NTT, juga dibeberapa
negara lain serta telah melahirkan banyak pesilat yang mampu
berprestasi di kancah nasional maupun internasional.
Bakti Negara" merupakan sebuah lembaga pendidikan tempat berguru pencak silat dengan empat (4) materi pendidikan, meliputi :
- Olahraga, membentuk kemampuan mempraktekkan teknik - teknik pencak silat yang bernilai olahraga bagi kepentingan memelihara kesehatan jasmani atau untuk mencapai prestasi keolahragaan.
- Beladiri, membentuk kemampuan / kemahiran teknik beladiri.
- Seni, membentuk keterampilan keindahan gerak pencak silat.
- Mental Spiritual, bertujuan untuk memperkuat kemampuan mengendalikan diri.