BUKA PUASA HARI PERTAMA DENGAN TRADISI MEGIBUNG
Kampung islam tertua di bali ada di Banjar Saren Jawa Budakeling,Bebandem Karangasem,di kenal mempunyai tradisi unik,salah satunya adalah"Megibung"saat buka puasa hari pertama dan pertengahan puasa atau hari ke 21 (Bhs Bali Selikur)
Warga Saren Jawa sendiri sesuai Historisnya berasal dari Demak Jawa Tengah dan datang ke Saren Jawa pada Jaman Kerajaan Majapahit
Tradisi megibung ini di lakukan di mesjid Nurul Hayat satu satunya mesjid di kampung tersebut.
Nampak warga saren Jawa yang laki laki baik tua maupun muda berbondong bondong datang kemesjid,mereka duduk lesehan di emperan mesjid di sis timur dan sisi barat.
Nampak Sagi atau makanan yang terdiri dari nasi dan lauk yang sudah di letakan dalam nampan dengan di tutup tudung terhidang.
Sebelum Klien Adat memperingatkan warga dengan pengeras suara kalau acara akan segera di mulai.dan uniknya pemangilan warga dengan pengeras suara tersebut dengan menggunakan Bahasa Bali Halus "INGGIH TIANG MATUR RING PARA SEMETON DUANING ACARA JAGI KEKAWITIN MANGDA RAUH KE MESJID" (Saya mohon kepada warga karena acara akan di mulai agar segera datang ke mesjid), selain tradisi megibung ini pemangilan warga di saren jawa terutama nama anak mempergunakan urutan nama nama seperti oeang bali yakni Wayan,Kadek,Nyoman,Ketut dan memanggil mereka yang masih muda dengan sebutan "Bli"
Tradisi megibung sudah terjadi turun temurun sejak dahulu ,Untuk mengeluarkan Sagi pada buka Puasa hari pertama dua ampokan,sementara dua ampokan lagi mengeluarkan sagi pada saat puasa ke 21.
Megibung biasanya di lakukan hanya untuk yang laki laki hal ini karena hanya laki laki yang pergi ke mesjid pada buka puasa pertama dan ke 21 sedangkan yang wanita buka puasa di rumah masing masing dan menyiapkan sagi tersebut di rumah dengan memasak terlebih dahulu.
Pada tradisi megibung satu sagi bisa untuk empat orang sesuai aturannya,namun bisa juga lebih sesuai dengan warga yang hadir ,untuk jumlah persagi tidak ada ketentuan khusus.
Usai Megibung di lanjutkan dengan salat yang di lakukan dalam mesjid,setelah itu warga langsung pulang ke rumah masing masing.
Kampung saren Jawa ini menurut sejarahnya adalah Hadiah dari Raja setempat pada jaman dulu,karena tetua mereka yang berasal dari demak berhasil mengalahkan kerbau yang mengamuk disana.
W@arga saren jawa juga mempunyai kedekatan khusus dengan Geria Budakeling,bahkan setiap kali ada hajatan warga saren jawa selalu di libatkan.
selain itu kampung saren jawa juga masuk manca desa dengan Desa Budakeling sebagai pusatnya.
Selain tradisi tersebut desan ini juga mempunyai kesenian Murdah (Gendang Besar) yang terbuat dari pohon kelapa. Untuk di Bali sendiri Murdah hanya ada dua tempat yakni di Buleleng (Singaraja) dan Saren Jawa (karangasem) ..... !!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
SILAKAN TINGGAL KOMENT SOBAT YANG TIDAK BERBAU SARA,dan PORNOGRAFI