
Warga Saren Jawa sendiri sesuai Historisnya berasal dari Demak Jawa Tengah dan datang ke Saren Jawa pada Jaman Kerajaan Majapahit
Tradisi megibung ini di lakukan di mesjid Nurul Hayat satu satunya mesjid di kampung tersebut.
Nampak warga saren Jawa yang laki laki baik tua maupun muda berbondong bondong datang kemesjid,mereka duduk lesehan di emperan mesjid di sis timur dan sisi barat.
Nampak Sagi atau makanan yang terdiri dari nasi dan lauk yang sudah di letakan dalam nampan dengan di tutup tudung terhidang.
Sebelum Klien Adat memperingatkan warga dengan pengeras suara kalau acara akan segera di mulai.dan uniknya pemangilan warga dengan pengeras suara tersebut dengan menggunakan Bahasa Bali Halus "INGGIH TIANG MATUR RING PARA SEMETON DUANING ACARA JAGI KEKAWITIN MANGDA RAUH KE MESJID" (Saya mohon kepada warga karena acara akan di mulai agar segera datang ke mesjid), selain tradisi megibung ini pemangilan warga di saren jawa terutama nama anak mempergunakan urutan nama nama seperti oeang bali yakni Wayan,Kadek,Nyoman,Ketut dan memanggil mereka yang masih muda dengan sebutan "Bli"
